Minggu, 13 Januari 2013

PERANAN ETIKA BISNIS DALAM KEWIRAUSAHAAN

Pendahuluan 

Manusia dalam hidupnya tidak lepas dari kebutuhan. Kebutuhan manusia tidak terbatas padahal alat pemenuhannya terbatas. Manusia tidak akan ada puasnya, sebagaimana disebutkan manusia sebagaia makhluk ekonomi itu tidak akan memiliki rasa puas. Satu keinginana telah terpenuhi , maka keinginan lainnya akan bermunculan dan manusia akan berusaha mendapatkannya untuk memenuhi kebutuhannya tersebut. Terdapat beberapa tingkatan kebutuhan manusia, dari kebutuhan primer, sekunder hingga tersier. Kebutuhan primer merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi manusia saat itu juga. Sedangkan kebutuhan sekunder dan tersier merupakan kebutuhan pelengkapnya. Manusia memiliki kewajiban untuk memenuhi kebutuhan primernya untuk bertahan hidup, tanpa adanya pemenuhan kebutuhan primer manusia tidak akan mampu bertahan hidup, contoh kebutuhan primer antaralain makanan, sandang dan papan . Dalam berbisnis, tidak semua orang melakukan dengan seenaknya, tentu terdapat etika-etika tertentu yang mengikatnya dan menuntunnya. Etika etika ini akan menyertai kita dalam berbisnis dengan baik. Maka dari itu kita perlu mempelajarinya dan mengamalkannya dalam kehidupan berbissis kita sehari-hari. Etika dalam berbisnis ini sangat mempengaruhi prospek kita kedepannya. Semakin jauh bisnis yang kita lakukan semakin besar pula etika yang harus kita pegang atau kita miliki. Karena etika inipun menyangkut kenyamanan kita dalam berbisnis (bagi partner kita atau rekan bisnis kita dan bagi diri kita sendiri). Untuk mengetahui lebih dalam bisnis dan etika bisnis, tulisan ini bermaksud akan menguraikan penjelasan mengenai dunia dan penjelasan bisnis serta etika dalam berbisnis. 

PEMBAHASAN

A. Definisi Bisnis
Ditilik dari Segi Pengertian, Aspek, Tujuan, Prinsip, Jenis, Ide dan Pengelompokan 
Definisi bisnis dapat dijabarkan dari pengertian, aspek, tujuan, prinsip, jenis, ide bisnis dan pengelompokannya.
1. Pengertian Bisnis
Dalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara historis kata bisnis dari bahasa Inggris business, dari kata dasar busy yang berarti “sibuk” dalam konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan. Secara etimologi, bisnis berarti keadaan dimana seseorang atau sekelompok orang sibuk melakukan pekerjaan yang menghasilkan keuntungan. Kata “bisnis” sendiri memiliki tiga penggunaan, tergantung skupnya-penggunaan singular kata bisnis dapat merujuk pada badan usaha, yaitu kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang bertujuan mencari laba atau keuntungan.
2. Aspek-Aspek Bisnis
Terdapat aspek-aspek tertentu dalam dunia bisnis, antara lain:
a. Kegiatan individu atau kelompok 
b. Penciptaan nilai
c. Penciptaan barang dan jasa
d. Keuntungan melalui transaksi

Elemen dari sebuah bisnis yaitu:
a. Capital (Uang)
Untuk memulai sebuah bisnis, pasti dibutuhkan modal. Modal yang paling utama adalah uang. Untuk membeli peralatan, untuk penggajian, bahkan keuntungan yang nyata diperoleh adalah uang. Maka dari itu kita harus pintar pntar dalam melihat atau mencari peluang yang akan menghasilkan uang.
b. Materials (Bahan-Bahan)
Disini, setelah modal tercukupi maka memulai untuk menentukan bahan-bahan yang akan dipakai. Yang merupakan faktor produksi yang nantinya diolah untuk menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan konsumen
c. SDM(Sumber Daya Manusia)
Disini sangat dibutuhkan kualitas tinggi dan kompetitif
d. Managment Skill (Keterampilan manajemen)
Sesuai dengan prosedur dan tata kerja manajemen

3. Tujuan Bisnis
Tujuan bisnis merupakan hasil akhir yang ingin dicapai oleh para pelaku bisnis dari bisnis yang mereka lakukan dan merupakan cerminan dari berbagai hasil yang diharapkan dapat dilakukan oleh bagian-bagian organisasi perusahaan (produksi, pemasaran, personalia, dll) yang akan menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang.
Dengan demikian, tujuan bisnis antaralain:
a. Profit (keuntungan)
b. Growth (pertumbuhan)
c. Continuity (berkesinambungan)
d. Stability (stabilitas)
e. Public Service (pelayanan umum)
f. Will Fare (sejahtera)

Orientasi Bisnis ada 2:
a. Profit (mencari keuntungan)
Dalam berbisnis orang mana yang tidak ingin untung, semua orangpasti ingin mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Maka dari itu dalam berbisinis mereka akan melakukan apapun yang terbaik untuk mendapatkan keuntungan dari bisnisnya tersebut.
b. Nonprofit (tidak mencari keuntungan)
Dalam jangka panjang, tujuan yang ingin dicapai tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan konsumen, namun terdapat banyak hal yang ingin dicapai oleh perusahaan dalam bisnisnya, diantaranya :
a. Market standing
Marketing standing yaitu penguasan pasar yang akan menjadi jaminan bagi perusahaan untuk memperoleh pendapatan penjualan dan profit dalam jangka panjang.
b. Innovation
Innovation yaitu inovasi dalam produk (barang atau jasa) serta inovasi keahlian. Tujuan bisnis yang ingin dicapai melalui inovasi adalah menciptakan nilai tamabah pada suatu produk,misalnya shampoo 2 in 1.
c. Physical and financial resources
Physical and financial resources perusahaan memiliki tujuan penguasaan terhadap sumber dayafisik dan keuangan untuk mengembangkan perusahaan menjadi semakin besar dansemakin menguntungkan.
d. Manager performance and development
Manager merupakan orang yang secara operasional bertanggung jawab terhadap pencapaian tujuan organisasi. Untuk dapat mengelola perusahaan dengan baik, manager perlu memiliki berbagai kemampuan dan keahlianyang sesuai dengan profesinya. Maka diperlukan peningkatan kinerja dan pengembangan kemampuan manager melalui serangkaian kegiatan kompensasi yang menarik dan program.
e.Worker Performance and Attitude
Untuk kepentingan jangka panjang, maka sikap para karyawanterhadap perusahaan dan pekerjaan perlu diperhatikan agar dapat bekerja dengan baik
f. Public Responsibility
Bisnis harus memiliki tanggung jawab sosial seperti memajukan kesejahteraan masyarakat, mencegah terjadinya polusi dan menciptakan lapangan kerja.

4. Prinsip-Prinsip dalam Berbisnis
Individu atau sekelompok orang yang berbisnis tentu memiliki prinsip-prinsip tertentu dalam menjalankan bisnisnya. Prinsip-prinsip yang mereka pegang dan laksanakan disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai. Prinsip-prinsip yang harus dimiliki oleh pembisnis antaralain:
a. Identifikasi peluang bisnis sistem bersikap adil terhadap para pekerja dan tidak berprasangka buruk sebelum terbukti.
b. Menyediakan waktu cukup untuk memeriksa segala pemasukan dan pengeluaran .
c. Hati-hati dalam menyepakati setiap perjanjian tertulis agar tidak perlu terjadi planggaran dikemudian hari. d. Bertanggung jawab.
e. Bersikap tenang dan percaya diri bahkan dalam masa-masa sulit.
f. Kontrol pengendalian yang baik dalam menjalankan usaha.
g. Lebih baik memaksimalkan penghasilan daripada mengurangi pengurangan yang sebenarnya wajib dikeluarkan.
h. Memberi utang pada pihak lain boleh tapi harus hati-hati dan teliti.
i. Harus tegas dalam memimpin dan mengambil keputusan , jangan ragu-ragu.
j. Jangan menyiakan-nyiakan kesempatan dengan menunda-nunda pekerjaan.
k. Ramah dan sabar menghadapi orang lain.
l. Berhemat dalam pengeluaran, dengan menyingkirkan hal-hal yang tidak perlu.
m. Harus rajin dan tekun.

5. Jenis-Jenis Bisnis
Terdapat beberapa jenis-jenis bisnis antaralain:
a. Monopsoni
Monopsoni, adalah keadaan dimana satu pelaku usaha menguasai penerimaan pasokan atau menjadi pembeli tunggal atas barang dan atau jasa dalam suatu pasar komoditas. Kondisi Monopsoni sering terjadi didaerah-daerah Perkebunan dan industri hewan potong (ayam), sehingga posisi tawar menawar dalam harga bagi petani adalah nonsen. Perlu diteliti lebih jauh dampak fenomena ini, apakah ada faktor-faktor lain yang menyebabkan Monopsoni sehingga tingkat kesejahteraan petani berpengaruh. Contohnya : hanya ada satu perusahaan yang menangani kereta api di Indonesia yaitu, PT.KAI
b. Monopoli
Monopoli (dari bahasa Yunani: monos, satu + polein, menjual) adalah suatu bentuk pasar di mana hanya terdapat satu penjual yang menguasai pasar. Penentu harga pada pasar ini adalah seorang penjual atau sering disebut sebagai “monopolis”. Sebagai penentu harga (price-maker), seorang monopolis dapat menaikan atau mengurangi harga dengan cara menentukan jumlah barang yang akan diproduksi; semakin sedikit barang yang diproduksi, semakin mahal harga barang tersebut, begitu pula sebaliknya. Walaupun demikian, penjual juga memiliki suatu keterbatasan dalam penetapan harga. Apabila penetapan harga terlalu mahal, maka orang akan menunda pembelian atau berusaha mencari atau membuat barang subtitusi (pengganti) produk tersebut atau lebih buruk lagi mencarinya di pasar gelap.
c. Oligopoli
Oligopoli adalah adalah pasar di mana penawaran satu jenis barang dikuasai oleh beberapa perusahaan. Umumnya jumlah perusahaan lebih dari dua tetapi kurang dari sepuluh. Dalam pasar oligopoli, setiap perusahaan memposisikan dirinya sebagai bagian yang terikat dengan permainan pasar, di mana keuntungan yang mereka dapatkan tergantung dari tindak-tanduk pesaing mereka. Sehingga semua usaha promosi, iklan, pengenalan produk baru, perubahan harga, dan sebagainya dilakukan dengan tujuan untuk menjauhkan konsumen dari pesaing mereka. Praktek oligopoli umumnya dilakukan sebagai salah satu upaya untuk menahan perusahaan-perusahaan potensial untuk masuk kedalam pasar, dan juga perusahaan-perusahaan melakukan oligopoli sebagai salah satu usaha untuk menikmati laba normal di bawah tingkat maksimum dengan menetapkan harga jual terbatas. Struktur pasar oligopoli umumnya terbentuk pada industri-industri yang memiliki capital intensive yang tinggi, seperti, industri semen, industri mobil, dan industri kertas.
d. Oligopsoni
Oligopsoni adalah keadaan dimana dua atau lebih pelaku usaha menguasai penerimaan pasokan atau menjadi pembeli tunggal atas barang dan atau jasa dalam suatu pasar komoditas.

6. Ide Bisnis
Ide-ide dalam dunia bisnis yang diciptakan individu atau sekelompok berasal dari:
a. Pengalaman terdahulu
b. Hobi dan minat pribadi
c. Kesempatan dan peluang
d. Saran orang lain
e. Pendidikan
 f. Teman dan saudara
g. Bisnis belajar Dan lain-lain
Dapat diketahui bahwa dengan demikian, ide bisnis dapat muncul dari berbagai aspek kehidupan manusia, banyak hal yang dapat dijadikannya motivasi dan inspirasi untuk berbisnis dan mengembangkan bisnisnya. Ide-ide yang muncul didominasi oleh belajar dari pengalaman, karena semakin banyak dan lama seseorang memiliki pengalaman-pengalaman dalam bidang bisnis, semakin membuat orang tersebut mengerti dan mahir dalam berbisnis. Karena secara tidak disadari dengan berbiasa bebisnis orang tersebut telat terlatih dan terbiasa sehingga ide-ide pun mudah bermunculan, pikirannya pun dengan mudah akan menghasilkan ide-ide baru.

Secara garis besar, kegiatan bisnis dapat dikelompokkan atas lima bidang usaha, yaitu sebagai berikut:
a. Bidang Industri ( Industry )
Bidang industri yaitu kegiatan memproduksi atau menghasilkan barang-barang yang nilainya lebih berguna dari asalnya. Contohnya : Industri otomotif, perhutanan, perkebunan, pertambangan dan penggalian.
b. Bidang perdagangan ( commerce )
Bidang perdagangan yaitu keseluruhan kegiatan jual beli yang dilakukan oleh orang-orang dan badan-badan, baik di dalam negeri maupun di luar negeri ataupun anranegara. Contohnya : distributor, agen, makelar, peritel besar, dan peritel kecil.
c. Bidang jasa ( service )
Bidang jasa yaitu kegiatan yang menyediakan jasa-jasa yang dilakukan baik oleh orang maupun badan. Contohnya : jasa perhotelan, konsultan, asuransi, pariwisata, dan pengacara.
d. Bidang agraris
Yaitu kegiatan memproduksi hasil pertanian.
e.Bidang ekstraktif
Yaitu kegiatan memproduksi hasil pertambangan.

B. Bentuk Kepemilikan Bisnis 
Terdapat beberapa kepemilikan bisnis secara umum yaitu:
1. Perseorangan
Perusahaan perseorangan adalah bisnis yang kepemilikannya dipegang oleh satu orang. Pemilik perusahaan perseorangan memiliki tanggung jawab tak terbatas atas harta perusahaan.
a. Kelebihan
1) Seluruh laba menjadi miliknya. Bentuk perusahaan perseorangan memungkinkan pemilik menerima 100% laba yang dihasilkan perusahaan.
2) Kepuasan Pribadi. Prinsip satu pimpinan merupakan alasan yang baik untuk mengambil keputusan.
3) Kebebasan dan Fleksibilitas.
4) Sifat Kerahasiaan.

b. Kelemahan
1) Tanggung jawab pemilik tidak terbatas.
2) Sumber keuangan terbatas.
3) Kesulitan dalam manajemen. Semua kegiatan seperti pembelian, penjualan, pembelanjaan, pengaturan karyawan dan sebagainya dipegang oleh seorang pimpinan.
4) Kelangsungan usaha kurang terjamin

2. PT (Perseroan Terbatas)
Perseroan adalah bisnis yang kepemilikannya dipegang oleh beberapa orang dan diawasi oleh dewan direktur. Setiap pemilik memiliki tanggung jawab yang terbatas atas harta perusahaan.

3. Persekutuan Komanditer (CV)
Persekutuan Komanditer adalah bentuk bisnis dimana dua orang atau lebih bekerja sama mengoperasikan perusahaan untuk mendapatkan profit. Sama seperti perusahaan perseorangan, setiap sekutu (anggota persekutuan) memiliki tanggung jawab tak terbatas atas harta perusahaan. terbatas
.
4. Firma
Firma adalah sebuah persekutuan antara 2 orang atau lebih dengan nama bersama yang bertujuan untuk menjalankan usaha bersama. Tanggung jawab masing-masing anggota badan usaha firma, yang disebut firma adalah tidak terbatas. Laba yang diperoleh jika anda menggunakan badan usaha firma ini akan dibagi bersama-sama. Begitu pula jika menderita kerugian, semua anggota firma menanggung beban kerugian tersebut.
5. Koperasi
Koperasi adalah bisnis yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. Koperasi bertujuan untuk menyejahterakan anggotanya. Karateristik utama koperasi yang membedakan dengan badan usaha lain adalah anggota koperasi memiliki identitas ganda. Identitas ganda maksudnya anggota koperasi merupakan pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi

C. Permasalahan yang Terjadi Dalam Dunia Bisnis
Dalam bisnis tidak lepas dari masalah, bisa masalah dalam lingkungan makro (organisasi dan perantaranya), maupun internal (permasalahan pribadi).
Masalah yang utama antaralain:
1. Kurangnya Motivasi
Motivasi merupakan unsur pendorong terpenting dalam dunia bisnis, adanya motivasi dalam setiap individu-individu pemilik dan penggerak bisnis itu sangat diperlukan, karena dengan adanya moivasi akan timbul kerja keras dan mengusahakan suksesnya bisnis yang dijalaninya. Oleh karena itu, kurangnya motivasi para penggerak bisnis, maka bisnis tidak dapat berjalan dengan lancar. Kurangnya motivasi dapat mempengaruhi sikap malas para pekerjanya. Motivasi tersebut dapat timbul dari dalam diri individu, dari luar bahkan dari perusahaan itu, misalnya besar kecilnya gaji yang diterima.
2. Minimnya Modal
Modal merupakan unsur pembangun bisnis yang penting, karena besar kecilnya bisnis yang akan dijalankan tergantung dengan modal yang dimiliki. Terdapat dua jenis modal yaitu modal tetap dengan modal lancar.
3. Tidak percaya diri
Ketakutan yang muncul dari para penggerak bisnis juga mempengaruhi maju tidaknya bisnis yang dijalankannya. Ketidakpercayadirian dalam mengembangkan usaha merupakan salah satu faktor ketidakberkembangnya bisnis.
4. Manajemen pribadi yang tidak terarah
Manajemen yang baik juga diperlukan dalam menjalankan sebuah bisnis. Ketrampilan dan keahlian dalam memanajemen sebuah bisnis, akan membuat bisnis yang dijalankan semakin maju dan berkembang, dan sebaliknya keridakmampuan dalam memanajemen bisnis, akan mempengaruhi kemundurn bisnisnya.

D. Definisi Etika Bisnis ditilik dari Segi Pengertian, Tujuan, dan Prinsip 
Dalam menjalankan bisnis harus dilandasi dengan etika-etika bisnis, agar bisnis yang dijalankan sesuai dengan aturan-aturan yang ada. Dalam kelompok bisnis biasanya memiliki etika bisnis yang sama. Berikut akan dijabarkan mengenai pengertian, tujuan, dan prinsip etika bisnis
1. Pengertian Etika
Bisnis Etika bisnis menurut pendapat para ahli yaitu:

a. MenurutVelasques (2002)
Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis
b. Menurut Hill dan Jones (1998)
Etika bisnis merupakan suatu ajaran untuk membedakan antara salah dan benar guna memberikan pembekalan kepada setiap pemimpin perusahaan ketika mempertimbangkan untuk mengambil keputusan strategis yang terkait dengan masalah moral yang kompleks. Lebih jauh ia mengatakan, “Most of us already have a good sense of what is right and what is wrong. We already know that is wrong to take action that put the lives other risk” (“Sebagian besar dari kita sudah memiliki rasa yang baik dari apa yang benar dan apa yang salah. Kita sudah tahu bahwa salah satu untuk mengambil tindakan yang menempatkan risiko kehidupan yang lain.”)
c. Menurut Steade
Etika bisnis adalah standar etika yang berkaitan dengan tujuan dan cara membuat keputusan bisnis
d. Menurut Business & Society – Ethics and Stakeholder Management
Etika bisnis adalah perilaku yang baik dan buruk atau benar dan salah yang terjadi dalam konteks bisnis. Jadi etika bisnis adalah studi standar formal dan bagaimana standar itu diterapkan ke dalam system dan organisasi yang digunakan masyarakat untuk memproduksi dan mendistribusikan barang dan jasa dan diterapkan kepada orang-orang yang ada di dalam organisasi.

2. Tujuan Etika Bisnis
Tujuan etika bisnis antaralain:
a. Menanamkan dan meningkatkan kesadaran akan adanya dimensi etis dalam bisnis. Menanamkan, jika sebelumnya kesadaran itu tidak ada, meningkatkan, jika kesadaran itu sudah ada, tapi masuh lemah dan ragu, Orang yang mendalami etika bisnis diharapkan memperoleh keyakinan bahwa etika merupakan segi nyata dari kegiatan ekonomis yang perlu diberikan perhatian serius. Karena dalam berbisnis kita harus memiliki etika guna memberi kenyamanan berbisinis terhadap partner sehingga partner nyaman berbisnis dengan kita dan tidak merasakan kekecewaan. Bukan saja hal hal bisnis tetapi etika pun perlu kita pegang. Biasanya orang melihat bagaimana etika kita dalam menghadapi partnernya ,disitulah mereka akan menilai baik atau cocok atau tidaknya partnernya tesebut. Etika etika ini bukan hanya dari cara kita berbisnis tetapi sikap kita pun harus dapat menunjukan attitude yang baik dan sopan, saling menghargai.
 b. Memperkenalkan argumentasi moral khususnya dibidang ekonomi dan bisnis, serta membantu pembisnis karena moral tidak kalah penting dalam pembentukan sebuah bisnis. Melalui studi etika diharapkan pelaku bisnis akansanggup menemukan fundamental rasional untuk aspek moral yang menyangkut ekonomi dan bisnis.
c. Membantu pembisnis untuk menentukan sikap moral yang tept di dalam profesinya. 
d. Agar perkembangan bisnis selalu dalam kondisi yang sehat

3. Prinsip Etika Bisnis
Etika bisnis memiliki prinsip-prinsip yang harus ditempuh perusahaan oleh perusahaan untuk mencapai tujuannya dan harus dijadikan pedoman agar memiliki standar baku yang mencegah timbulnya ketimpangan dalam memandang etika moral sebagai standar kerja atau operasi perusahaan.
a. Prinsip Otonomi adalah prinsip otonomi memandang bahwa perusahaan secara bebas memiliki wewenang sesuai dengan bidang yang dilakukan dan pelaksanaannya dengan visi dan misi yang dimilikinya. Kebijakan yang diambil perusahaan harus diarahkan untuk pengembangan visi dan misi perusahaan yang berorientasi pada kemakmuran dan kesejahteraan karyawan dan komunitasnya.
b. Prinsip Kejujuran adalah prinsip kejujuran meliputi pemenuhan syarat-syarat perjanjian atau kontrak, mutu barang atau jasa yang ditawarkan, dan hubungan kerja dalam perusahaan. Prinsip ini paling problematik karena masih banyak pelaku bisnis melakukan penipuan.
c. Prinsip Tidak Berniat Jahat merupakan prinsip ini ada hubungan erat dengan prinsip kejujuran. Penerapan prinsip kejujuran yang ketat akan mampu meredam niat jahat perusahaan itu.
d. Prinsip Keadilan adalah perusahaan harus bersikap adil kepada pihak-pihak yang terkait dengan sistem bisnis. Contohnya, upah yang adil kepada karywan sesuai kontribusinya, pelayanan yang sama kepada konsumen, dan lain-lain.
e. Prinsip Hormat Pada Diri Sendiri merupakan prinsip yang mengarahkan agar kita memperlakukan seseorang sebagaimana kita ingin diperlakukan dan tidak akan memperlakukan orang lain sebagaimana kita tidak ingin diperlakukan.

Selain prinsip, adsa juga terdapat beberapa nilai – nilai etika bisnis yaitu :
a. Kejujuran
Kejujuran merupakan unsur terpenting dalam dunia bsinis, karena sekali mendapkan predikat tidak jujur akan sangat mempengaruhi perkembang bisnis yang dijalankan. Kepercayaan partner atau rekan bisnis kitaitu sangat penting dan wajib kita junjung tinggi . sekali kita berbohong atau tidak jujur maka kedepannya pun akan sulit bagi kita untuk mendapatkan kepercayaan dan ini akan menghambat karir kita kedepannya. Semakin besar kita jujur dan beertanggungjawab yang kita pegang semakin besar pula kebebasan yang kita miliki
b. Keadilan
Melakukan seseorang sesuai dengan haknya. Misalnya, dalam memberikan upah kepada karyawan maka harus sesuai standar
c. Rendah Hati
Melakukan bisnis hendaknya tidak dengan sombong. Misalnya, dalam mempromosikan produk dengan cara berlebihan, apalagi sampai menjatuhkan produk bersaing, entah melalui gambar maupun tulisan. Pada akhirnya, konsumen memiliki kemampuan untuk melakukan penilaian atas kredibilitas sebuah poduk atau jasa.
d. Simpatik
Mengelola emosi dan menampilkan wajah simpatik. Bukan hanya di depan klien atau konsumen anda, tetapi juga di hadapan orang-orang yang mendukung bisnis anda, seperti karyawan, sekretaris dan lain-lain.
e. Kecerdasan
Diperlukan kecerdasan atau kepandaian untuk menjalankan strategi bisnis sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku, sehingga menghasilkan keuntungan yang memadai. Dengan kecerdasan pula seorang pebisnis mampu mewaspadai dan menghindari berbagai macam bentuk kejahatan non-etis yang mungkin dilancarkan oleh lawan-lawan bisnisnya.

E. Pelaksanaan Etika Bisnis di Indonesia 
Di Indonesia, etika bisnis merupakan sesuatu yang lama tetapi sekaligus baru. Sebagai sesuatu yang baru, etika bisnis eksis bersamaan dengan hadirnya bisnis di dalam masyarakat Indonesia, artinya usia etika bisnis sama dengan usia bisnis yang dilakukan oleh masyarakat Indokannynesia. Dalam memproduksi sesuatu kemudian memasarkannya, masyarakat Indonesia tempo dulu juga telah berpatok pada pertimbangan-pertimbangan untung dan rugi. Namun dengan cirri khas masyarakat Indonesia yang cinta damai, masyarakat Indonesia termotivasi untuk menghindari konflik-konflik kepentingan termasuk dalam dunia bisnis. Secara normatif etika bisnis di Indonesia baru mulai diberi tempat khusus semenjak diberlakukannya UUD 1945 khususnya pasal 33. Satu hal yang relevan dari pasal 33 UUD 1945 ini adalah pesan moral dan amanat etis bahwa pembangunan ekonomi Negara Republik Indonesia semata-mata demi kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia yang merupakan subyek atau pemilik negeri ini

Hal yang menghambat etika bisnis Indonesia dari segi budaya adalah masih menguatnya prinsip kekeluargaan dalam masyarakat. Hampir semua perselisihan dan pertentangan antar kelompok diharapkan akan beres begitu saja, jika pendekatan yang dipakai adalah kekeluargaan.

Kondisi sosial politik di Indonesia juga menghambat perkembangan etika bisnis. Jika dilihat dalam konteks etika bisnis dengan menyentuh peran Negara dalam system perekonomian nasional. Peran pemerintah sebagai regulat perusahaan tidak memberikan perhatian pada periaku etis, maka kelangsungan hidupnya akan terganggu dan akan berdampak pula pada kinerja keuangannya. Praktek ini bias merugikan kerugian perusahaan lain, masyarkat maupun Negara.

 F. Hubungan Etika dengan Modal 
Seperti implementasinya dalam dunia bisnis, etika bisnis memegang peranan penting, karena bisnis akan berjalan kacau ketika tidak diimbangi dengan manajemen yang baik dan peraturan-peraturan yang mengikat didalamnya. Peraturan ini dijadikan pedoman dalam menjalankan bisnis. Menyangkut hal tersebut etika bisnis dapat dijadikan pedoman dalam penyusunan modal. Misalnya kode etik etika bisnis dengan modal kecil adalah suatu ketetapan yang harus di taati dan tidak boleh dilanggar dalam menjalankan bisnis itu walaupun sebenarnya bisnis modal besar juga harus punya kode etik etika dalam berbisnis, Tapi karena modal bisnisnya kecil maka tentu saja harus punya kode etik yang jelas kalau tidak yang rugi tentu saja yang menyediakan modal besar kalau yang kecil ya paling cuma rugi tenaga dan waktu saja. Kode etik dalam berbisnis ini lebih banyak terkait dengan peraturan yang harus ditaati oleh semua pihak yang sifatnya mengikat

G. Perbedaan Etika dan Agama 
Etika mendukung keberadaan Agama, dimana etika sanggup membantu manusia dalam menggunakan akal pikiran untuk memecahkan masalah. Perbedaan antara etika dan ajaran moral agama yakni: No Etika Agama
1. Mendasarkan diri pada argumentasi rasional Menuntut seseorang untuk mendasarkan diri pada wahyu Tuhan
2. Etika lebih condong kearah ilmu tentang baik atau buruk Agama mengajarkan perintah dan larangan
3. Selain itu etika lebih sering dikenal sebagai kode etik. Dalam agama dikenal sebuah ajaran-ajaran yang harus dipatuhi.

 H. Tanggungjawab Sosial 
Pelaksanaan Bisnis Pelaksanaan bisnis harus didasari dengan rasa dan sikap tanggungjawab baik terhadap Tuhan, Keluarga Masyarakat dan Lingkungan Hidup agar bisnis yang dijalankannuya itu selaras dan tidak merugikan aspek penting dalam kehidupan manusia.

1. Terhadap Tuhan
Pelaksanaan bisnis harus dilandasi dengan iman dan takwa kepada Tuhan YME karena dengan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan YME mereka akan melaksanakan bisnis yang sehat, tidak berbuat curang dan dapat meminimalisir terjadinya persaingan yang negative dalam dunia bisnis. Tanggungjawab sosial terhadap Tuhan ini merupakan salah satu bentuk tanggungjawab pembisnis terhadap penciptanya, hal ini dapat diwujudkan dengan:
a. Menerapkan prinsip jujur, sabar, rendah hati, dan bertanggungjawab.
b. Memiliki rasa solidaritas dan toleransi antar pembisnis
c. Menciptakan keharmonisan antar pembisnis

2. Terhadap Keluarga
Kegiatan bisnis yang dilakukan oleh para pembisnis hasrus pula didasari atas rasa tanggungjawab terhadap keluarga, karena kemajuan dan keberhasilan suatu bisnis berkorelasi terhadap keluarga. Tanggungjawab sosialnya antaralain
a. Melaksanakan bisnis dengan kerja keras, pantang menyerah namun tetap bertanggungjawab terhadap keberadaaannya sebagai anggota keluarga.
b. Menjaga nama baik keluarga, hal ini dapat dilakuakan dengan selalu menjalankan bisnis secara sehat, karena apabila bisnis dilakukan tidak secara sehat yang akan terkena dampak adalah keluarganya, nama baiknya menjadi tercoreng di masyarakat.
c. Walaupun menjadi seorang pembisnis yang sibuk namun tetap bertanggungjawab terhadap keluarganya, dengan menyeimbangkan antara waktu untuk keluarga dan waktu untuk berbisnis, agar keduanya berjaalan dengan lancar tanpa keluarga merasa ditelantarkan.

3. Terhadap Masyarakat
Keberadaan bisnis tentu tidak lepas dari masyarakat, oleh karena itu pelaksanaannya harus dilandasi dengan rasa tanggungjawab terhadap masyarakat, baik produk yang dihasilkan ataupun dampak-dampaknya. Tanggungjawab tersebut antaralain:
a. Bisnis yang dijalankan dapat menyerap tenaga kerja di ditempat bisnis tersebut berada
b. Tempat berlangsungnya bukan di tanah milik daerah setempat.
c. Bisnis yang dijalankan tidak mengganggu kelangsungan hidup masyarakat sekitar.
d. Bisnis yang dijalankan tidak membawa dampak negatif terutama dalam hal kesehatan masyarakat sekitar, sebisa mungkin kita hindarkan dampak dampak negatif ini.
 4. Terhadap Lingkungan Hidup
Pelaksanaan bisnis harus tetap memperhatikan kondisi lingkungan tempat bisnis tersebut berada, terutama bisnis dalam bidang industri yang selama ini selalu menjadi momok bagi masyarakat akan dampak-dampak buruk yang disebabkannya. Olehkarena itu, seharusnya para pembisnis memiliki rasa tanggungjawab sosial terhadap lingkungan hidup, agar lingkungan hidup tetap terjaga kelestariannya.

Kesimpulan
Bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Tujuan bisnis yaitu Profi, Growth, Continuity, Stability, Public Service, Will Fare , dan Identifikasi. Prinsip menajalankan bisnis antara lain menyediakan waktu cukup untuk memeriksa segala pemasukan dan pengeluara, hati-hati dalam menyepakati setiap perjanjian tertulis agar tidak perlu terjadi planggaran dikemudian hari, dan bertanggung jawab. Jenis-jenis bisnis yaitu monopsoni, monopoli, oligopoli, oligopsoni. Ide bisnis dapat diperoleh dari pengalaman terdahulu, hobi dan minat pribadi, kesempatan dan peluang , saran orang lain, pendidikan, teman dan saudara, bisnis belajar , dan lain-lain. Bentuk-bentuk bisnis yaitu perseorangan, PT (Perseroan Terbatas),
Bisnis tidak harus dengan memiliki modal uang tetapi denga ide ide dan memiliki keberanian untuk memulaipun itu merupakan suatu modal yang besar untuk kita memulai bisnis.
Permasalahan dalam dunia bisnis dikarenakan karena kurangnya motivasi,minimnya modal, tidak percaya diri, dan manajemen pribadi yang tidak terarah
Etika bisnis adalah studi standar formal dan bagaimana standar itu diterapkan ke dalam system dan organisasi yang digunakan masyarakat untuk memproduksi dan mendistribusikan barang dan jasa dan diterapkan kepada orang-orang yang ada di dalam organisasi. Tujuan etika bisnis salah satunya yaitu menanamkan dan meningkatkan kesadaran akan adanya dimensi etis dalam bisnis. Prinsip dalam etika bisnis antara lain otonomo, kejujuran, tidak berniat jahat dan adil. Hal ini wajib kita tanamkan dalam diri kita karena hal ini dapat menunjang karir kita dalam berbisnis.

 DAFTAR PUSTAKA
- http:/padbembyagus.blogspot.com/2012/04/tanggung-jawab-sosial-perusahaan-dan.html
- http://www.slideshare.net/abeyow/etika-bisnis-dan-tanggung-jawab-sosial-3075042
- //id.wikipedia.org/wiki/Tanggungjawabsosial pada tanggal 24 April 2012
-  http://ilerning.com/index.php?option=com_content&view=article&id=2825:haidi-dalilah-1151351-jurnal-ilmiah&catid=44:dasar-dasar-kewirausahaan&Itemid=69

Tidak ada komentar:

Posting Komentar